Orang Pintar
Pembaca Buletin Al-Iman rahimakumullah,
manusia zaman modern terkadang
cukup aneh, teknologi semakin maju, namun
kepercayaan terkadang terbelakang. Orang-orang
non Islam saja tidak percaya dengan hal seperti itu, namun orang-orang yang
ngakunya muslim masih percaya dengan hal demikian. Mereka
masih mempercayai sesuatu yang
sifatnya khurafat untuk menentukan nasibnya. Tak
terbatas pada orang awam dan primitif saja, namun juga artis, pelawak, pengusaha, pejabat,
bahkan orang akademik yang setiap hari melahap ilmu pengetahuan pun
ikut-ikutan. Bahkan, mereka dengan bangganya menjadi
pengikut setia seseorang yang disebut “orang pintar” (baca : dukun) dan membela
mati-matian guru spiritualnya tersebut ketika kedoknya sebagai dukun terungkap
di permukaan. Yang cukup mengejutkan banyak orang mengistilahkan
si dukun seperti ini
dengan sebutan "Orang
Pintar". Dia memang orang pintar, tapi pintar membohongi
orang. Inilah yang diistilahkan dengan "Pintar-pintar
Bodoh"
Dalam
keseharian, banyak para gadis yang ingin mendapatkan jodoh datang meminta
petuah dukun yang kebetulan "buka praktek". Banyak pula yang justru
ditipu oleh “orang pintar” (baca : dukun),
ada yang direnggut kegadisannya,
harta bendanya diperas, bahkan ada yang dibunuh dengan dalih menyempurnakan
ilmu sang dukun.
Orang
yang sakit
parah, orang yang ingin cepat naik pangkat, cepat kaya, ingin mencelakakan
orang atau ingin selamat dari gangguan orang lain, eh juga datang ke “orang pintar” ini (baca : dukun). Seolah-olah
orang yang disebut "orang pintar" alias dukun itu adalah
orang yang serba bisa dan serba mampu mengatasi segala persoalan.
Padahal, kaum muslimin yang semoga Allahlmengampuni segala dosa-dosa kita, seorang
muslim dilarang keras untuk mendatangi paranormal, orang pintar, guru spiritual, atau apapun namanya yang
pada hakikatnya adalah dukun, sebagaimana yang
ditegaskan oleh nabi kita semua,
panutan kita Rasulullah
n :
"Barang
siapa yang mendatangi peramal, kemudian menanyakan kepadanya tentang sesuatu,
maka tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari."
(HR.
Muslim 2230)
Al-Imam
An-Nawawi Asy-Syafi’I
t berkata :
Adapun
arrof (peramal), sungguh telah lewat penjelasannya, dan bahwa ia adalah
termasuk golongan para dukun (Lihat Al- Minhaj Syarh Shahih Muslim 14/227)
Bahkan Rasulullah
n juga bersabda :
"Barang siapa yang mendatangi dukun atau arraf
(peramal) lalu membenarkan apa yang ia katakan, maka ia telah kafir terhadap
apa yang diturunkan kepada Muhammad."
(HR. Ahmad, Al-Hakim, Al Baihaqi, hadits ini dishahihkan
oleh ahli hadits abad ini Syaikh
Al-Albani dalam Shahih
At-Targhib 3047)
Maksudnya,
ia telah mengingkari ayat yang diturunkan kepada berikut ini :
"Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit
dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah, dan mereka tidak
mengetahui bila mereka akan dibangkitkan." (QS. An-Naml: 65)
Hadits
ini menunjukkan hilangnya
keislaman seseorang apabila ia
membenarkan para dukun dan peramal, jika ia meyakini bahwa dukun atau peramal
mengetahui perkara ghaib.
Sebagian
besar masyarakat kita yang tidak berpegang teguh kepada aqidah Islam yang benar,
selalu menjadikan "orang pintar" alias paranormal dan dukun
sebagai tempat bertanya, mengadu, tempat mencurahkan segala keluh kesah, dan bahkan tempat bersandar.
Fenomena ini nampak jelas, saat pemilihan
kekuasaan, pembangunan rumah dan
gedung bertingkat, saat turunnya bala’/musibah,
menentukan tanggal pernikahan,
kehamilan, dan
sebagainya. Bahkan ketika Orde Baru digulirkan dan reformasi ditegakkan, para
dukun atau paranormal naik daun. Muncullah sejumlah ramalan tentang masa depan
bangsa dan negara dikemukakan. Media masa dan televisi pun menjadikan mereka
sebagai pengamat politik dan ekonomi. Mereka lebih mempercayai ucapannya para
dukun daripada ucapan Allah dan Rasul-Nya. Padahal tidak ada satu pun ucapan
yang dilontarkan oleh sang dukun, kecuali ia campurkan dengan seratus
kebohongan. Masih segar dalam ingatan
kita peristiwa meluapnya lumpur panas dan
ganas Lapindo sehingga memaksa masyarakat berkerut dahi sampai mereka
melibatkan dukun dan paranormal yang tidak mendatangkan hasil. Ini adalah
musibah dan kejahilan, La
haula walaa quwwata illa billah.
Para
dukun dan paranormal tidaklah mengabarkan perkara ghaib, kecuali ia akan
berdusta. Jika ia benar (tapi
ini jarang),
maka mungkin itu hanya kebetulan atau mendapatkan wangsit dari jin yang dicuri
dari para malaikat.
A’isyah
xberkata :
"Orang-orang
bertanya kepada Rasulullah n tentang dukun (paranormal). Beliau n
bersabda, "Mereka
tidak ada apa-apanya". Para sahabat bertanya, "Wahai
Rasulullah, mereka terkadang mengucapkan sesuatu yang kemudian betul-betul
terjadi?. Beliau n menjawab,"
Itu adalah kata-kata yang benar, dicuri oleh jin (dari langit), lalu dibisikkan
kepada wali-walinya (para dukun), lalu para dukun itu memcampurkannya dengan
seratus kebohongan.” (HR. Al-Bukhari 5762, Muslim
2228)
Al-Imam
Abu Sulaiman Al-Khaththabi t berkata :
Para
dukun itu sebagaimana yang diketahui berdasarkan fakta eksperimen adalah kaum
yang memiliki perasaan yang peka, hati yang buruk, dan tabiat yang panas.
Mereka selalu meminta bantuan kepada jin dalam segala urusannya, dan bertanya
kepada jin tentang kejadian-kejadian. Lalu jin pun membisikkan wangsit-wangsit
kepada si dukun. [Lihat Fath
Al-Bari (10/219), cet. Darul Ma'rifah]
Trik-trik
kalimat yang sering mereka gunakan seperti : "inikan hanya ikhtiar,
yang menentukan kan Tuhan". Trik-trik itu sangat "jitu" dan
sangat "efektif" untuk menipu orang-orang awam muslim yang jahil (tidak tahu).
Cukuplah bukti-bukti yang terjadi di sekitar kita menjadi pelajaran yang
berharga. Berapa
banyak wanita-wanita yang dicabuli, berapa banyak orang yang dikuras hartanya,
berapa banyak orang yang sakit, justru bertambah parah setelah mendatangi dukun
tersebut?
Dengan
fakta seperti ini, masihkah kita mau mendatangi dan mempercayai para dukun?
Padahal kebutuhan dirinya sendiri saja tidak dapat dia penuhi, apalagi
kebutuhan orang lain. Andaikata mereka (para dukun itu) mengetahui hal-hal
yang ghaib, niscaya mereka akan mengambil harta yang tersimpan di dalam perut
bumi ini, sehingga mereka tidak lagi menjadi orang fakir yang kerjanya
meminta-minta dan mengelabui orang lain, karena hanya sekedar mencari sesuap
nasi dengan cara yang batil .
Namun
kini para dukun
telah berganti
wajah dan penampilan.
Mereka tidak mau lagi disebut "dukun". Padahal mereka tetap
melakukan perdukunan, namun bersembunyi di balik sorban atau jubah mereka. Maka
bertebaranlah dukun-dukun yang berkedok sebagai “kyai”
atau “ustadz”, dan “orang pintar” sehingga muncullah
istilah “dukun
islami” atau ahli “spiritual”. Sungguh
mereka adalah racun di dalam Islam. Mereka mengelabui kaum muslimin dengan
lahiriah mereka, sehingga masyarakat menyangka hal itu termasuk bagian dari
syariat Islam.
Padahal Islam sangat jauh dari hal tersebut
dan berlepas diri darinya.
Bagaimana mungkin kita mempercayai orang-orang seperti
ini, dia mengaku mengetahui perkara ghaib dan mampu menolak bala, padahal orang
yang paling mulia di muka bumi ini, sekaligus Rasul yang paling mulia tidak
mengetahui perkara tersebut. Apakah mereka (para
dukun) lebih baik dari pada Rasulullah n?
Allahlmemerintahkan Rasul-Nya untuk
menyatakan kepada ummatnya :
"Katakanlah, "Aku tidak berkuasa menarik
kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang
dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku
membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku
tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi
orang-orang yang beriman." (QS. Al A’raf: 188)
Ahli
Tafsir, Al-Imam
Ibnu Katsir tberkata :
Allahlmemerintahkan Nabi n untuk mengembalikan segala urusan kepada-Nya, dan
mengabarkan tentang dirinya bahwa ia (Nabi n)
tidaklah mengetahui perkara ghaib di masa akan datang. Nabi n tidaklah
mengetahui sedikit pun diantara hal ghaib itu, selain perkara yang Allahl singkapkan baginya. [Lihat Tafsir Al-Qur'an Al-Azhim (2/363)]
Allah ltelah menyatakan bahwa tidak semua para rasul Allah
perlihatkan kepadanya perkara ghaib, tapi Allahl memilih sebagian rasul-rasul yang
diridhai-Nya saja. Allahl berfirman :
"(Dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib, Maka
dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang ghaib itu, kecuali
kepada Rasul yang diridhai-Nya, Maka sesungguhnya dia mengadakan
penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya." (QS. Al Jin: 26-27)
Jadi para dukun yang mengaku mengetahui perkara ghaib
telah bersikap lancang terhadap Allah Yang Maha Mengetahui Perkara Ghaib.
Hanyalah Allahl yang mengetahui
perkara ghaib. Tak ada satu makhluk pun yang mengetahui perkara ghaib, baik ia
malaikat ataupun nabi, apalagi selain keduanya. Kalaupun ada nabi atau malaikat
yang tahu perkara ghaib, maka itu hanyalah setitik diantara perkara gaib yang
Allahl wahyukan kepada mereka. Jadi, pada
asalnya mereka tak tahu perkara ghaib!! Nah, tentunya paranormal dan dukun lebih
tidak mungkin lagi mengetahui perkara ghaib.
Kami
menasihatkan kepada kaum muslimin pembaca
Buletin Al-Iman, agar jangan mau
tertipu oleh para dukun. Tuntutlah ilmu syar’i dan kokohkanlah aqidah anda, karena sebab utama
tersesatnya seseorang dan tertipunya dengan para dukun, karena tauhid kita
kepada Allahl masih belum benar, belum mantap
atau belum ada sama sekali.
Ingatlah!
Allahl telah memperingatkan kita dalam
ayat-ayat di atas dan hadits-hadits nabi n agar
kita jangan mendatangi dukun.
Namun
jika kita tetap melanggarnya maka bacalah firman Allahl :
"Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku,
lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan
celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya
penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam
keadaan buta". Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, Mengapa Engkau
menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang
melihat?" Allahl berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami,
Maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari Ini kamu pun
dilupakan." (QS. Thahaa:
123-126)
Demikianlah tulisan ini kami tulis sebagai bentuk keprihatinan
dan kepedulian kami terhadap ummat Islam di tempat kita ini, karena melihat
maraknya pada akhir-akhir ini pemberitaan tentang perdukunan, paranormal, ahli
spiritual, orang pintar, atau apapun mereka namakan. Mudah-mudahan tulisan ini
bisa menyadarkan kita semua, dan semoga Allah memberikan taufiq kepada kita
semua menuju jalan yang diridha’i dan dicintai oleh-Nya. Wallahu Ta’ala
A’lam
sumber : sunny grafika yogyakarta