10 Mei 2013

Buletin Jum'at Masjid Al-Iman : Orang Pintar


Orang Pintar
Pembaca Buletin Al-Iman rahimakumullah, manusia zaman modern terkadang cukup aneh, teknologi semakin maju, namun kepercayaan terkadang terbelakang. Orang-orang non Islam saja tidak percaya dengan hal seperti itu, namun orang-orang yang ngakunya muslim masih percaya dengan hal demikian. Mereka masih mempercayai sesuatu yang sifatnya khurafat untuk menentukan nasibnya. Tak terbatas pada orang awam dan primitif saja, namun juga artis, pelawak, pengusaha, pejabat, bahkan orang akademik yang setiap hari melahap ilmu pengetahuan pun ikut-ikutan. Bahkan, mereka dengan bangganya menjadi pengikut setia seseorang yang disebut “orang pintar” (baca : dukun) dan membela mati-matian guru spiritualnya tersebut ketika kedoknya sebagai dukun terungkap di permukaan. Yang cukup mengejutkan banyak orang mengistilahkan si dukun seperti ini dengan sebutan "Orang Pintar". Dia memang orang pintar, tapi pintar membohongi orang. Inilah yang diistilahkan dengan "Pintar-pintar Bodoh"
Dalam keseharian, banyak para gadis yang ingin mendapatkan jodoh datang meminta petuah dukun yang kebetulan "buka praktek". Banyak pula yang justru ditipu oleh “orang pintar” (baca : dukun), ada yang direnggut kegadisannya, harta bendanya diperas, bahkan ada yang dibunuh dengan dalih menyempurnakan ilmu sang dukun.
Orang yang sakit parah, orang yang ingin cepat naik pangkat, cepat kaya, ingin mencelakakan orang atau ingin selamat dari gangguan orang lain, eh juga datang ke orang pintarini (baca : dukun). Seolah-olah orang yang disebut "orang pintar" alias dukun itu adalah orang yang serba bisa dan serba mampu mengatasi segala persoalan.
Padahal, kaum muslimin yang semoga Allahlmengampuni segala dosa-dosa kita, seorang muslim dilarang keras untuk mendatangi paranormal, orang pintar, guru spiritual, atau apapun namanya yang pada hakikatnya adalah dukun, sebagaimana yang ditegaskan oleh nabi kita semua, panutan kita Rasulullah n :
"Barang siapa yang mendatangi peramal, kemudian menanyakan kepadanya tentang sesuatu, maka tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari."  (HR. Muslim 2230)
Al-Imam An-Nawawi Asy-Syafi’I t berkata :
Adapun arrof (peramal), sungguh telah lewat penjelasannya, dan bahwa ia adalah termasuk golongan para dukun (Lihat Al- Minhaj Syarh Shahih Muslim 14/227)
Bahkan Rasulullah n juga bersabda :
"Barang siapa yang mendatangi dukun atau arraf (peramal) lalu membenarkan apa yang ia katakan, maka ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad."
(
HR. Ahmad, Al-Hakim, Al Baihaqi, hadits ini dishahihkan oleh ahli hadits abad ini Syaikh Al-Albani dalam Shahih At-Targhib 3047)
Maksudnya, ia telah mengingkari ayat yang diturunkan kepada berikut ini :
"Katakanlah: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan." (QS. An-Naml: 65)
Hadits ini menunjukkan hilangnya keislaman seseorang apabila ia membenarkan para dukun dan peramal, jika ia meyakini bahwa dukun atau peramal mengetahui perkara ghaib.
Sebagian besar masyarakat kita yang tidak berpegang teguh kepada aqidah Islam yang benar, selalu menjadikan "orang pintar" alias paranormal dan dukun sebagai tempat bertanya, mengadu, tempat mencurahkan segala keluh kesah, dan bahkan tempat bersandar. Fenomena ini nampak jelas, saat pemilihan kekuasaan, pembangunan rumah dan gedung bertingkat, saat turunnya bala’/musibah, menentukan tanggal pernikahan, kehamilan, dan sebagainya. Bahkan ketika Orde Baru digulirkan dan reformasi ditegakkan, para dukun atau paranormal naik daun. Muncullah sejumlah ramalan tentang masa depan bangsa dan negara dikemukakan. Media masa dan televisi pun menjadikan mereka sebagai pengamat politik dan ekonomi. Mereka lebih mempercayai ucapannya para dukun daripada ucapan Allah dan Rasul-Nya. Padahal tidak ada satu pun ucapan yang dilontarkan oleh sang dukun, kecuali ia campurkan dengan seratus kebohongan. Masih segar dalam ingatan kita peristiwa meluapnya lumpur panas dan ganas Lapindo sehingga memaksa masyarakat berkerut dahi sampai mereka melibatkan dukun dan paranormal yang tidak mendatangkan hasil. Ini adalah musibah dan kejahilan, La haula walaa quwwata illa billah.
Para dukun dan paranormal tidaklah mengabarkan perkara ghaib, kecuali ia akan berdusta. Jika ia benar (tapi ini jarang), maka mungkin itu hanya kebetulan atau mendapatkan wangsit dari jin yang dicuri dari para malaikat.
A’isyah xberkata :
"Orang-orang bertanya kepada Rasulullah n tentang dukun (paranormal). Beliau n bersabda, "Mereka tidak ada apa-apanya". Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, mereka terkadang mengucapkan sesuatu yang kemudian betul-betul terjadi?. Beliau n menjawab," Itu adalah kata-kata yang benar, dicuri oleh jin (dari langit), lalu dibisikkan kepada wali-walinya (para dukun), lalu para dukun itu memcampurkannya dengan seratus kebohongan. (HR. Al-Bukhari 5762, Muslim 2228)
Al-Imam Abu Sulaiman Al-Khaththabi t berkata :
Para dukun itu sebagaimana yang diketahui berdasarkan fakta eksperimen adalah kaum yang memiliki perasaan yang peka, hati yang buruk, dan tabiat yang panas. Mereka selalu meminta bantuan kepada jin dalam segala urusannya, dan bertanya kepada jin tentang kejadian-kejadian. Lalu jin pun membisikkan wangsit-wangsit kepada si dukun. [Lihat Fath Al-Bari (10/219), cet. Darul Ma'rifah]
Trik-trik kalimat yang sering mereka gunakan seperti : "inikan hanya ikhtiar, yang menentukan kan Tuhan". Trik-trik itu sangat "jitu" dan sangat "efektif" untuk menipu orang-orang awam muslim yang jahil (tidak tahu). Cukuplah bukti-bukti yang terjadi di sekitar kita menjadi pelajaran yang berharga. Berapa banyak wanita-wanita yang dicabuli, berapa banyak orang yang dikuras hartanya, berapa banyak orang yang sakit, justru bertambah parah setelah mendatangi dukun tersebut?
Dengan fakta seperti ini, masihkah kita mau mendatangi dan mempercayai para dukun? Padahal kebutuhan dirinya sendiri saja tidak dapat dia penuhi, apalagi kebutuhan orang lain. Andaikata mereka (para dukun itu) mengetahui hal-hal yang ghaib, niscaya mereka akan mengambil harta yang tersimpan di dalam perut bumi ini, sehingga mereka tidak lagi menjadi orang fakir yang kerjanya meminta-minta dan mengelabui orang lain, karena hanya sekedar mencari sesuap nasi dengan cara yang batil .
Namun kini para dukun telah berganti wajah dan penampilan. Mereka tidak mau lagi disebut "dukun". Padahal mereka tetap melakukan perdukunan, namun bersembunyi di balik sorban atau jubah mereka. Maka bertebaranlah dukun-dukun yang berkedok sebagai kyai atau ustadz, dan orang pintarsehingga muncullah istilah dukun islami” atau ahli “spiritual”. Sungguh mereka adalah racun di dalam Islam. Mereka mengelabui kaum muslimin dengan lahiriah mereka, sehingga masyarakat menyangka hal itu termasuk bagian dari syariat Islam. Padahal Islam sangat jauh dari hal tersebut dan berlepas diri darinya.
Bagaimana mungkin kita mempercayai orang-orang seperti ini, dia mengaku mengetahui perkara ghaib dan mampu menolak bala, padahal orang yang paling mulia di muka bumi ini, sekaligus Rasul yang paling mulia tidak mengetahui perkara tersebut. Apakah mereka (para dukun) lebih baik dari pada Rasulullah n? Allahlmemerintahkan Rasul-Nya untuk menyatakan kepada ummatnya :
"Katakanlah, "Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman." (QS. Al A’raf: 188)
Ahli Tafsir, Al-Imam Ibnu Katsir tberkata :
Allahlmemerintahkan Nabi n untuk mengembalikan segala urusan kepada-Nya, dan mengabarkan tentang dirinya bahwa ia (Nabi n) tidaklah mengetahui perkara ghaib di masa akan datang. Nabi n tidaklah mengetahui sedikit pun diantara hal ghaib itu, selain perkara yang Allahl singkapkan baginya. [Lihat Tafsir Al-Qur'an Al-Azhim (2/363)]
Allah ltelah menyatakan bahwa tidak semua para rasul Allah perlihatkan kepadanya perkara ghaib, tapi Allahl memilih sebagian rasul-rasul yang diridhai-Nya saja. Allahl berfirman :
"(Dia adalah Tuhan) yang mengetahui yang ghaib, Maka dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang ghaib itu, kecuali kepada Rasul yang diridhai-Nya, Maka sesungguhnya dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya." (QS. Al Jin: 26-27)
Jadi para dukun yang mengaku mengetahui perkara ghaib telah bersikap lancang terhadap Allah Yang Maha Mengetahui Perkara Ghaib. Hanyalah Allahl yang mengetahui perkara ghaib. Tak ada satu makhluk pun yang mengetahui perkara ghaib, baik ia malaikat ataupun nabi, apalagi selain keduanya. Kalaupun ada nabi atau malaikat yang tahu perkara ghaib, maka itu hanyalah setitik diantara perkara gaib yang Allahl wahyukan kepada mereka. Jadi, pada asalnya mereka tak tahu perkara ghaib!! Nah, tentunya paranormal dan dukun lebih tidak mungkin lagi mengetahui perkara ghaib. 
Kami menasihatkan kepada kaum muslimin pembaca Buletin Al-Iman, agar jangan mau tertipu oleh para dukun. Tuntutlah ilmu syar’i dan kokohkanlah aqidah anda, karena sebab utama tersesatnya seseorang dan tertipunya dengan para dukun, karena tauhid kita kepada Allahl masih belum benar, belum mantap atau belum ada sama sekali.
Ingatlah! Allahl telah memperingatkan kita dalam ayat-ayat di atas dan hadits-hadits nabi n  agar kita jangan mendatangi dukun.
Namun jika kita tetap melanggarnya maka bacalah firman Allahl  :
"Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, Mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?" Allahl berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, Maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari Ini kamu pun dilupakan." (QS. Thahaa: 123-126)
Demikianlah tulisan ini kami tulis sebagai bentuk keprihatinan dan kepedulian kami terhadap ummat Islam di tempat kita ini, karena melihat maraknya pada akhir-akhir ini pemberitaan tentang perdukunan, paranormal, ahli spiritual, orang pintar, atau apapun mereka namakan. Mudah-mudahan tulisan ini bisa menyadarkan kita semua, dan semoga Allah memberikan taufiq kepada kita semua menuju jalan yang diridha’i dan dicintai oleh-Nya. Wallahu Ta’ala A’lam

sumber : sunny grafika yogyakarta

0 komentar :

Posting Komentar

© Semua Tentang Dunia , AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena