Pemuda Kemanakah
Tujuan Hidupmu 2
Pembaca Buletin Al-Iman rahimakumullah,
masa muda merupakan masa primanya pertumbuhan fisik dan kekuatan
seorang insan. Dan ini merupakan nikmat
besar dari Allah yang seharusnya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk amal
kebaikan guna meraih keridhaan dari Allah.
Ketahuilah
wahai pemuda-i muslim, karena masa muda merupakan nikmat yang
besar dari Allah, maka di hari kiamat nanti, manusia akan dimintai
pertanggungjawaban atas
nikmat ini dan nikmat-nikmat yang lainnya, sebagaimana hadits yang telah berlalu, bahwa Rasulullah
pernah bersabda :
“Tidak akan bergeser kaki anak Adam (manusia) pada hari kiamat nanti di hadapan Rabbnya sampai ditanya tentang lima perkara: umurnya untuk apa dihabiskan, masa mudanya untuk apa ia usangkan, hartanya dari mana dia dapatkan dan dibelanjakan untuk apa harta tersebut, dan sudahkah beramal terhadap ilmu yang telah ia ketahui.” (HR. At Tirmidzi no. 2340)
“Tidak akan bergeser kaki anak Adam (manusia) pada hari kiamat nanti di hadapan Rabbnya sampai ditanya tentang lima perkara: umurnya untuk apa dihabiskan, masa mudanya untuk apa ia usangkan, hartanya dari mana dia dapatkan dan dibelanjakan untuk apa harta tersebut, dan sudahkah beramal terhadap ilmu yang telah ia ketahui.” (HR. At Tirmidzi no. 2340)
Berikut adalah lanjutan pembahasan dari edisi
sebelumnya, mudah-mudahan menjadi nasehat yang bermanfaat bagi kita semua,
terlebih khusus bagi kawula muda, generasi harapan umat Islam.
Wahai pemuda-i muslim, manfaatkanlah waktu dan
umur kalian untuk hal-hal yang mendatangkan manfaat, apakah itu manfaat untuk
perkara duniamu terlebih manfaat dalam urusan akhiratmu. Seandainya kalian
masih saja mengisi waktu muda kalian untuk bersenang-senang dan lupa kepada
Allah, maka jawaban apa yang bisa kalian ucapkan di hadapan Allah Sang Penguasa
Hari Pembalasan? Tidakkah kalian takut akan ancaman Allah terhadap orang yang
banyak berbuat dosa dan maksiat? Padahal Allah telah mengancam pelaku kejahatan dalam firman-Nya:
مَن يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ وَلَا يَجِدْ
لَهُ مِن دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا
“Barangsiapa yang
mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan
ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari
Allah.” (An Nisa’: 123)
Bukanlah masa tua yang
akan ditanyakan oleh Allah. Oleh karena itu, pergunakanlah kesempatan di masa
muda kalian ini untuk kebaikan.
Ingat-ingatlah selalu
bahwa setiap amal yang kalian lakukan akan dihisab (dihitung) dan dipertanggungjawabkan
kelak di hadapan Allah.
Jauhilah Perbuatan Maksiat
Apa yang menyebabkan Adam
dan Hawa dikeluarkan dari Al Jannah (surga)? Tidak lain adalah kemaksiatan
mereka berdua kepada Allah. Mereka melanggar larangan Allah karena mendekati
sebuah pohon di Al Jannah, mereka terbujuk oleh rayuan iblis yang mengajak
mereka untuk bermaksiat kepada Allah.
Wahai para pemuda-i muslim dan
muslimah,
senantiasa iblis, setan dan bala tentaranya berupaya untuk
mengajak umat manusia seluruhnya agar mereka bermaksiat kepada Allah, mereka
mengajak umat manusia seluruhnya untuk menjadi temannya di neraka. Sebagaimana
yang Allah jelaskan dalam firman-Nya :
“Sesungguhnya setan itu
adalah musuh bagimu, maka jadikanlah ia musuh(mu), karena sesungguhnya
setan-setan itu mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang
menyala-nyala.” (Fathir: 6)
Setiap amalan kejelekan
dan maksiat yang engkau lakukan, walaupun kecil pasti akan dicatat dan
diperhitungkan di sisi Allah. Pasti engkau akan melihat akibat buruk dari apa
yang telah engkau lakukan itu. Allah berfirman:
“Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan
sekecil apapun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (Al Zalzalah : 8)
Setan juga menghendaki
dengan kemaksiatan ini, umat manusia menjadi terpecah belah dan saling
bermusuhan. Jangan dikira bahwa ketika engkau bersama teman-temanmu melakukan
kemaksiatan kepada Allah, itu merupakan wujud solidaritas dan kekompakan di
antara kalian. Sekali-kali tidak, justru cepat atau lambat, teman yang engkau
cintai menjadi musuh yang paling engkau benci. Allah berfirman:
“Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak
menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu karena (meminum) khamr dan
berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat, maka
berhentilah kamu (dari mengerjakan perbuatan itu).” (Al Maidah: 91)
Demikianlah setan
menjadikan perbuatan maksiat yang dilakukan manusia sebagai sarana untuk
memecah belah dan menimbulkan permusuhan di antara mereka.
Ibadah Yang Benar Dibangun Di Atas Ilmu
Wahai para pemuda-i, setelah kalian
mengetahui bahwa tugas utama kalian hidup di dunia ini adalah untuk beribadah
kepada Allah semata, maka sekarang ketahuilah bahwa Allah hanya menerima
amalan ibadah yang dikerjakan dengan benar. Untuk itulah wajib atas kalian
untuk belajar dan menuntut ilmu agama, mengenal Allah, mengenal Rasul-Nya, dan
mengenal agama Islam ini, mengenal mana yang halal dan mana yang haram, mana
yang haq (benar) dan mana yang bathil (salah), serta mana yang amalan yang
disyariatkan dan
mana yang amalan yang tidak ada tuntunannya dalam Islam.
Dengan ilmu agama, kalian
akan terbimbing dalam beribadah kepada Allah, sehingga ibadah yang kalian
lakukan benar-benar diterima di sisi Allah. Betapa banyak orang yang beramal
kebajikan tetapi ternyata amalannya tidak diterima di sisi Allah, karena
amalannya tidak dibangun di atas ilmu agama yang benar.
Oleh karena itu, wahai
para pemuda-i muslim dan muslimah, pada kesempatan ini,
kami juga menasehatkan kepada kalian untuk banyak mempelajari ilmu agama, duduk
di majelis-majelis ilmu, mendengarkan Al Qur’an dan hadits serta nasehat dan
penjelasan para ulama’. Jangan sibukkan diri kalian dengan hal-hal yang kurang
bermanfaat bagi diri kalian, terlebih lagi hal-hal yang mendatangkan murka
Allah.
Ketahuilah, menuntut ilmu
agama merupakan kewajiban bagi setiap muslim, maka barangsiapa yang
meninggalkannya dia akan mendapatkan dosa, dan setiap dosa pasti akan
menyebabkan kecelakaan bagi pelakunya.
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلىَ كُلِّ مَسْلَمٍ
”Menuntut ilmu agama itu wajib bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah no 224 dengan sanad shahih)
Semoga nasehat yang
sedikit ini bisa memberikan manfaat yang banyak kepada kita semua. Sesungguhnya
nasehat itu merupakan perkara yang sangat penting dalam agama ini, bahkan
saling memberikan nasehat merupakan salah satu sifat orang-orang yang dijauhkan
dari kerugian, sebagaimana yang Allah firmankan dalam surat Al ‘Ashr:
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu
benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal shalih dan nasehat- menasehati dalam kebenaran dan nasehat-menasehati
supaya menetapi kesabaran.” (Al ‘Ashr: 1-3). Wallahul Muwaffiq
sumber : sunny grafika yogyakarta
0 komentar :
Posting Komentar