01 November 2010

Gethuk Magelang

Kota Magelang adalah sebuah kota yang penuh dengan berbagai kekayaan budaya dan kulinernya yang sudah terkenal hampir di seluruh di Indonesia. Salah satu kuliner khasnya adalah ‘gethuk’. Hampir semua orang pasti mengenal makanan ini. Tampilannya sangat menggoda. Biasanya gethuk berwarna coklat, hijau (pandan), merah muda, dan kombinasi putih dan coklat. Ada juga gethuk yang dibuat bulat – bulat hanya dengan campuran gethuk asli dan gula jawa, yang teksturnya lebih kasar daripada gethuk yang lain. Gethuk biasanya disajikan dengan parutan kelapa di atasnya, sehingga menambah cita rasa gurih. Rasanya yang sangat lezat membuat ketagihan orang yang memakannya.

Di setiap sudut Kota Magelang selalu ada pusat oleh – oleh yang di dalamnya pasti menjual gethuk. Tak heran jika Kota Magelang dijuluki sebagai Kota Gethuk. Ya, memang Magelang adalah satu wilayah yang mempunyai kebun singkong terluas. Dimana singkong merupakan bahan dasar pembuatan gethuk. Sehingga gethuk menjadi makanan khas Kota Magelang dan Magelang menjadi sentra pembuatan gethuk.

Gethuk di Magelang terasa berbeda dibanding gethuk yang lain, meskipun bahan dasarnya sama. Bahan – bahan pembuatan gethuk antara lain singkong yang sudah dikukus, gula pasir halus, margarine, vanili, dan bubuk coklat. Bahan – bahannya sangat sederhana bukan?

Langkah pertama membuatnya adalah menghaluskan singkong kukus, lalu dimasukkan ke dalam food processor dan ditambahkan gula, margarin, serta vanili. Setelah itu campuran digiling hingga tercampur rata. Langkah selanjutnya dalam membuat gethuk adalah membagi adonan menjadi dua bagian. Bagian yang pertama dibiarkan putih, sedangkan yang satunya dicampur dengan bubuk coklat. Kemudian adonan yang putih digiling tipis sekitar 3 mm, begitu juga adonan yang coklat. Berikutnya, adonan yang putih diletakkan di lapisan pertama, lalu ditumpuk dengan adonan coklat. Setelah itu, adonan tersebut ditekan sedikit sambil digulung dan dipadatkan. Untuk membuat gethuk yang berwarna hijau dan merah muda, cukup ditambahkan pewama secukupnya. alami maupun buatan tergantung pembuatnya. Untuk mendapatkan kualitas gethuk yang benar – benar bagus, setelah langkah terakhir, gethuk didiamkan sejenak baru setelah itu, gethuk dipotong-potong sesuai ukuran yang diinginkan.

Itu merupakan langkah terakhir pembuatan gethuk. Setelah itu, gethuk sudah bisa disajikan dengan taburan parutan kelapa di atasnya. Taburan parutan kelapa di atasnya membuat cita rasa gethuk lebih bevariasi. Kombinasi rasa manis dan gurih sangat merangsang lidah dan membuat ketagihan orang yang mencobanya. Teksturnyapun lembut dan halus, sehinggar memungkinkan semua usia dapat mengkonsumsi makanan ini.

Harga makanan ini sangat bersahabat, mulai clan Rp 5.000,- sampai Rp 10.000,00. tergantung porsi yang diminta. Porsi kecil, sedang, dan besar. Itu sebabnya, semua kalangan dapat menikmati gethuk.

Tidak banyak orang yang mengetahui asal – usul pembuatan gethuk di Magelang, tetapi kabarnya gethuk yang paling enak adalah gethuk yang dibuat oleh Mbah Ali Gondhok, sekitar tahun 1940-an. Kabar kenikmatan gethuk tersebut sudah tersebar sampai ke luar Kota Magelang. Setelah Mbah Ali meninggal, usaha pembuatan gethuk diteruskan oleh anak, cucu, bahkan sampai cicit-cicitnya.

Sekarang di Magelang telah banyak merek – merek gethuk terkenal salah satunya adalah getuk Trio. Namun, berbagai macam merek gethuk tersebut, adalah asli khas Kota Magelang. Masalah gethuk terenak saat ini, tergantung lidah masing – masing pengkonsumsinya. Apapun bentuknya, gethuk tetap menjadi makanan khas Kota Magelang yang mempunyai cita rasa tersendiri, yang mencerminkan kesederhanaan Kota Magelang yang selalu memukau setiap orang.

Read More

Wijilan, Sentra Gudeg Jogja


Menyebut gudeg Jogja, otomatis ingatan kita akan tertuju pada sebuah kampung yang terletak di sebelah timur Alun-alun Utara Kraton Jogja. Dari kampung inilah, masakan khas yang berbahan dasar ‘gori’ ini menjadi populer hingga seantero dunia. Tak heran wisatawan yang berkunjung ke Jogja rasanya kurang lengkap jika belum menyantap gudeg di tempat ini.

Warung gudeg yang berderet di sebelah selatan Plengkung Tarunasura (Plengkung Wijilan) ini memiliki sejarah panjang. Ibu Slamet adalah orang pertama yang merintis usaha warung gudeg di tahun 1942. Beberapa tahun kemudian warung gudeg di daerah itu bertambah dua, yakni Warung gudeg Campur Sari dan Warung Gudeg Ibu Djuwariah yang kemudian dikenal dengan sebutan Gudeg Yu Djum yang begitu terkenal sampai sekarang.

Ketiga warung gudeg tersebut mampu bertahan hingga 40 tahun. Sayangnya, tahun 1980’an Warung Campur Sari tutup. Baru 13 tahun kemudian muncul satu lagi warung gudeg dengan label Gudeg Ibu Lies. Dan sampai sekarang, warung gudeg yang berjajar di sepanjang jalan Wijilan ini tak kurang dari sepuluh buah.

Gudeg Wijilan memang bercita rasa khas, berbeda dengan gudeg pada umumnya. Gudegnya kering dengan rasa manis. Cara memasaknya pun berbeda, buah nangka muda (gori) direbus di atas tunggu sekitar 100 derajat celcius selama 24 jam untuk menguapkan kuahnya.

Sebagai lauk pelengkap, daging ayam kampung dan telur bebek dipindang yang kemudian direbus. Sedangkan rasa pedas merupakan paduan sayur tempe dan sambal krecek.

Ketahanan gudeg Wijilan ini memang cocok sebagai oleh-oleh, karena merupakan gudeg kering, maka tidak mudah basi dan mampu bertahan hingga 3 hari. Tak heran jika gudeg dari Wijilan ini sudah “terbang” ke berpabagi pelosok tanah air, bahkan dunia.

Harganya pun variatif, mulai dari Rp 20.000,- sampai Rp 100.000,-, tergantung lauk yang dipilih dan jenis kemasannya. Bahkan ada yang menawarkan paket hemat Rp 5.000, dengan lauk tahu, tempe, dan telur.

Seperti kemasan gudeg-gudeg di tempat lain, oleh-oleh khas Jogja ini dapat dikemas menarik dengan menggunakan ‘besek’ (tempat dari anyaman bambu) atau menggunakan ‘kendil’ (guci dari tanah liat yang dibakar). Yang lebih unik, beberapa penjual gudeg Wijilan ini dengan senang hati akan memperlihatkan proses pembuatan gudegnya jika pengunjung menghendaki.

Bahkan, di warung Gudeg Yu Djum menawarkan paket wisata memasak gudeg kering bagi Anda yang ingin memasak sendiri. Anda akan mendapat arahan langsung dari Yu Djum. Seharian penuh Anda akan belajar membuat gudeg, dari mulai merajang ‘gori’, meracik bumbu, membuat telur pindang, sampai mengeringkan kuah gudeg di atas api.

Melengkapi sajian nasi gudeg Wijilan akan lebih pas disertai minuman the poci gula batu. Dijamin Anda akan ketagihan.

Exploring Jogja
Read More

7 Tipe Pria yang Tak Layak Dijadikan Suami

Viva News- Saran yang paling sering dilontarkan Pastor Connor adalah sebaiknya Anda menjalani masa pertunangan selama setahun untuk mengetahui karakter, dan nilai-nilai yang dianut pasangan Anda. Namun menurutnya, tidak semua pria layak dijadikan suami. Berikut ini daftar tipe pria yang sebaiknya jangan dijadikan suami, seperti dikutip dari Times of India:

1. Tipe anak mama. Pria yang selalu bergantung pada ibunya, biasanya menunjukkan dia tidak bisa berdiri sendiri, dan akan terus bergantung pada ibunya atau istrinya.

2. Pria tidak bisa mengelola uang. Bila pasangan tidak memiliki tabungan, atau tidak berinvestasi, umumnya tergolong pria yang kurang bertanggung jawab.

3. Pria yang tidak mempunyai teman.

4. Pria yang kerap meremehkan Anda di depan teman atau keluarga. Tipe satu ini kerap menuntut untuk dihargai tapi tidak menghargai pasangannya.

5. Pria yang kasar terhadap pramusaji. Biasanya, jika sering memberikan perlakuan kasar terhadap orang lain, bukan tak mungkin ia juga melepaskan temperamennya yang tinggi pada Anda.

6. Pria yang tidak bisa menertawai dirinya sendiri. Tipe yang terlalu perfeksionis bisa membuat hidup pasangannya tidak tenang.

7. Pria yang tidak bersedia terbuka dengan Anda. Tipe pria ini kerap memiliki rahasia yang bisa jadi merugikan untuk pasangannya di masa mendatang.Saran yang paling sering dilontarkan Pastor Connor adalah sebaiknya Anda menjalani masa pertunangan selama setahun untuk mengetahui karakter, dan nilai-nilai yang dianut pasangan Anda. Namun menurutnya, tidak semua pria layak dijadikan suami. Berikut ini daftar tipe pria yang sebaiknya jangan dijadikan suami, seperti dikutip dari Times of India:

1. Tipe anak mama. Pria yang selalu bergantung pada ibunya, biasanya menunjukkan dia tidak bisa berdiri sendiri, dan akan terus bergantung pada ibunya atau istrinya.

2. Pria tidak bisa mengelola uang. Bila pasangan tidak memiliki tabungan, atau tidak berinvestasi, umumnya tergolong pria yang kurang bertanggung jawab.

3. Pria yang tidak mempunyai teman.

4. Pria yang kerap meremehkan Anda di depan teman atau keluarga. Tipe satu ini kerap menuntut untuk dihargai tapi tidak menghargai pasangannya.

5. Pria yang kasar terhadap pramusaji. Biasanya, jika sering memberikan perlakuan kasar terhadap orang lain, bukan tak mungkin ia juga melepaskan temperamennya yang tinggi pada Anda.

6. Pria yang tidak bisa menertawai dirinya sendiri. Tipe yang terlalu perfeksionis bisa membuat hidup pasangannya tidak tenang.

7. Pria yang tidak bersedia terbuka dengan Anda. Tipe pria ini kerap memiliki rahasia yang bisa jadi merugikan untuk pasangannya di masa mendatang.
Read More

SINDHEN


MANGKELING mangkel, ora kaya wong lagi pegel. Gelaning gela, ora kaya diblenjani tresna. Ora perduli bagus apa elek, ora perduli pinter apa bodho, Kabeh sami mawon. Jas bukak iket blangkon, sama jugak sami mawon. Mengkono uga Anjasmara. Mripate kelop-kelop, nyawang eternit sing ana ndhuwure peturone. Jane arep nyawang usuk, ning kaling-kalingan eternit. Dadi sing disawang mung eternit. Kang gambarane endah edi, kaya ukir-ukiran. Dhek wingi yen disawang katon edi peni, ning saiki kok ora. Dhek emben sawangane nggemesake ati, ning saiki kok mboseni. Anjasmara melek ora turu nanging atine bingung uleng-ulengan. Kepiye anggone ora, nduwe pacar siji wae nglungani ati.

"Njas Anjas, aja ndongang-ndongong kaya sapi ompong. Kae kanca-kanca wis padha nglumpuk. Tangiya, aja ngglethak ana dhipan wae," swarane Sumani keprungu saka walike lawang kamar.

"Sapa....?" pitakone Anjas sakena-ne.
"Kae pacarmu barang wis dha ngenteni ana ndhapa," Sumani nerangake.

Krungu wangsulane Sumani ngono mau, Anjasmara gregah tangi. Pacare teka, edan ane. Perlu diaturake ing kene sing jenenge Anjasmara kuwi dudu Anjasmara ari mami jaman Menakjingga lan Damarwulan. Yen jaman Menakjingga, Anjasmara kuwi ayu kinyis-kinyis, eseme pait madu. Ning yen Anjasmara jaman komputer iki eseme ya nggregetake, ning yen sing nyawang kuwi wanita. Mula ora maido sakploke dheweke nggabung Orkes Campursari "Nyidham Sari" akeh wanita sing kapiluyu nyawang tukang ngendhang siji iki. Tujune dheweke wis dikondhangake pacaran karo penyanyine, sing jenenge Wulandari. Mula akeh wanita penontone campursari sing padha ngeses. Bejamu Lan, Wulan. Duwe pacar wae kok dhe-gus, gedhe tur bagus. Ya wis begjane Wulandari, nduwe hyang wae baguse setengah mati tur dhasare tunggal sak kuliahan, ing Sekolah Tinggi Seni Indonesia ing kutha Sala. Ya ora maido, sing jenenge Wulandari kuwi ayune tumpuk undhung. Baut njoged, pinter nyanyi campursari. Ya ora maido yen Anjasmara gandrung lan gandheng karo Wulandari. Tumbu entuk tutup. Sing lanang bagus, sing putri ayu. Sing lanang tukang ngendhang sing putri baut nembang.

Mula bareng Sumani mbengoki, Anjasmara tangi gregah, nguceg-uceg mripate, banjur mudhun saka peturon. Nyedhaki Sumani karo takon bisik-bisik, "Wulandari melu mapag mrene?"

Sumani mangsuli alon: "Mrene congormu kuwi. Wulandari ya neng desa Purwantara kana, karo bojone. Apa gunane ngenteni kowe, jaka tukang ngendhang, entuke job mung kala-kala. Luwih becik karo bojone sing anggota DPR. Blanjane tetep. Ora kaya kowe Njas, panji klathung, blanjane wae durung, yen turu njingkrung."

"Lha kok kowe kandha pacarku mrene?" celathune Anjasmoro karo mrengut.

"Lha pacarmu kuwi pira?" Sumani njegeges. "Kae....Nanik ya teka. Jare pacarmu serep?"

"Edan kowe," tembunge Anjasmara karo njotos lengene Sumani.

"Nik....Nanik, iki lho Anjas lagi tangi. Gereten metu." Sumani mbengok

"Mas piye, kendharaane wis siap?" pitakone Nanik karo marani kamare Anjasmara.

"Wis beres," wansulane Anjasmara alon.

"Beres beres, paling sing golek kendharaan ya aku," Sumani melu nyaut senajan ora ditakoni.

"Ngono-ngono rak uga kanggo kepentingan kanca dhewe ta mas?" celathune Nanik karo tumuju kamare Anjas.
"He, aja mlebu kamar dhisik, bocahe isih arep kathokan," pembengoke Sumani.
"Diangkrik, kana padha metuwa nyang kendaraan wae, tak dandan dhisik," celathune Anjasmara karo mlebu kamar maneh. Kanca-kancane padha munggah kendharaan. Tujuwane arep tanggapan menyang Purwantara, dhaerah kang mapan ana sawetane Wonogiri.

"Bangku sandhinge Nanik aja dienggoni lo, sudah dipesan. Mau dipakai Anjas," Sumani mbengok karo ngguyu. Liyanene melu ngguyu. Nanik mung mesem manis. Anjasmara ora isan-isin trus lungguh sandhinge Nanik.

"Kanca-kanca, minangka kancane Nanik aku matur nuwun dene dhek wingi wis padha rawuh ngestreni slametan neng Nanik," swarane Sumani ing sela-selane swara mesin kendharaan.

Nanik mencep, liyane ngguyu nyekakak, merga ngerti yen Sumani tukang gojeg. Anjas nyikut Nanik karo celathu,

"Ora sah digagas, ben muni sak unine cangkeme."
"Lha dhek emben kuwi Nanik rak syukuran, merga Anjas karo Wulan wis putus. Lha calone Anjas rak kembali ke Nanik," Sumani isih nrocos karo ngguyu.

Liyane padha ngguyu ger-geran. Jan jane Nanik kuwi ora nganakake syukuran. Kuwi mung guyone Sumani wae.

Sakdalan-dalan kanca-kanca Campursari padha cekakakan. Mung Anjas sing kelangan guyu. Dheweke mung mesam-mesem cilik nadyan semu kepeksa.

"Nik...mengko aja nyanyi "Wuyung" Utawa "Weke Sapa", ndhak Anjas ora bisa ngendhang," tembunge Sumani karo isih mbebeda.

Anjas nyikut bangkekane Nanik karo kandha lirih, "Ora sah kok tanggapi. Mengko yen kesel rak meneng dhewe cangkeme kuwi."
Lagi mingkem lambene Anjas, hand phone sing ana kanthongane muni. Nanik sing ngandhani. "Tilpun mas."

Anjasmara meneng wae terus ngrogoh sak-e, HP ditempelake kupinge. Nanik meneng tanggap sasmita.

"Halo, okey boss, bener aku tiga-tiga," Anjas mangsuli liwat HP ne.

"Anu....piye boss? Iki aku ana perjalanan. Nyang Purwantara dhaerah Wonogiri. Bener, aku bareng-bareng njagong nyang omahe Wulandari." Meneng sedhela sajaKe ngrungokake sing nilpun. Let sedhela wis sumaur: "Iki aku jejer dhik Nanik. Iya...tidak ada rahasia. Lha terus leh nangkep kapan? Yen cathetanku wis komplit boss, taksimpen ana disket, taktengeri RHS. Iya, isih ana kantor. Wis ya bengi iki mengko bubar main Campursari aku bali, tak njujug omahmu boss." HP dipateni terus dikanthongi.

Sumani sing lungguhe ora adoh mbengok, "Edan Njas, lunga nyang Purwantara, sambene ndhempel pacare, isih ketambahan ditilpun boss-e. Mesthi entuk job sing penting".
Anjas meneng wae karo mesem. Nanik sing nrenjel takon: "Ana apata mas, boss-e?"
"Biasa, kabar gaweyan. Aku dikon bali, penting," jawabe Anjasmara.
"Lha kok isih semaya?" pitakone Nanik.
"Wis kadhung jejer cah ayu kok dipisahke. Ya emoh ta?" wangsulane Anjas
nggodha. Sing digodha njiwit lengene Anjas. Jane ya lara, ning wong sing njiwit bocah ayu ya nggleges wae.

"Tutugna leh jiwit-jiwitan," pambengoke Sumani. "Kancane uyel-uyelan kaya ngene, kono mat-matan sakepenake dhewe," Krungu celathune Sumani mau kabeh dha ngguyu mak gerr, nanging Anjas karo Nanik meneng wae. Nanik nutupi pipine sing abang merga isin, Anjas isih gawang-gawang swarane boss-e mau. Kabar seneng nanging uga gela. Seneng merga boss-e ngabari, yen Rudy Pancadnyana, anggota DPR calone Wulandari, saiki wis ditangkep polisi, jalaran nylewengake dhuwit APBN. Sing mbongkar pokale Rudy kuwi klebu Anjasmara sing uga wartawan ing kutha Sala. Malah laporan penting ana disket-e Anjas ing kantor. Mula yen dina iki mengko boss-e nemokake diskete, ora wurunga Rudy ora bisa endha maneh. Durung yen ketambahan interogasine polisi.

Sing dibingungake Anjasmara, nasibe sing repot. Yen Rudy ditangkep polisi, mangka bengi iki uga dheweke kudu menyang Purwantara nglamar Wulandari, wis mesthi gagal, ora sida. Sing untung Anjas. Nanging kabeh wong padha mangerti menawa ditangkepe Rudy, merga laporan ing korane Anjas. Pikire wong-wong mesthi iki trekahe Anjas anggone berjuang ngrebut Wulandari. Paling ora, wong sak Orkes "Nyidham Sari" padha mangerti persaingan Anjas karo Rudy rebutan sindhen Campursari. Durung pikiran liya. Yen dheweke balen karo Wulandari, lha njur Nanik piye? Loro-lorone sindhen Campursari. Ayune padha, padha dene leh uleng-ulengan. Anjas ngeses-ngeses karo gedrug-gedrug.

"Ana apa ta mas?" pitakone Nanik alon, karo mesem.

Anjas mung mengo karo nggleges:"Pipimu kuwi lho, yen mesem dhekik nggregetne," celathune sakecekele wae timbang ora mangsuli.

"Ah.... mas Anjas," Nanik mbales karo njiwit lengen. Sing dijiwit isih bingung.*

CUTHEL

Dening:Andjar Any/ Panjebar Semangat-12/2006

Read More

Aturan Memulai Hubungan Baru



VIVAnews - Ketika memulai hubungan asmara dengan kekasih baru, biasanya penuh trik dan 'permainan' tebak-tebakan. Dalam kondisi ini, pria cenderung tidak pintar menebak keinginan wanita.

Ketidaksamaan persepsi antarpasangan bisa memicu salah paham dan berpotensi menjadi sumber konflik. Ada baiknya, ketahui 'pedoman' memulai hubungan baru berikut ini demi terciptanya hubungan awet dan minim konflik, seperti dikutip dari Your Tango.

1. Menunjukkan perasaan (public display affection)

Tiap orang memiliki level kenyamanan yang berbeda ketika tampil sebagai pasangan di depan umum. Bicarakan batas dan kenyamanan ini. Ungkapkan, mana yang berlebihan dan mana yang tidak.

2. Satu minggu sekali

Tentukan satu hari dalam seminggu di mana Anda dan dia menghabiskan waktu berdua saja. Meskipun sama-sama sibuk, komitmen ini sangat penting demi hubungan sehat.

3. Tidak melarang menghabiskan waktu sendiri

Selalu bersama sebagai pasangan memang menyenangkan. Tetapi, jangan sampai Anda dan dia saling melarang untuk menghabiskan waktu sendiri. Biarkan dia sesekali menghabiskan waktu dengan teman-temannya, begitu juga Anda. Ini membuat hubungan justru jadi lebih hangat.

4. Jangan terlalu cepat bicara masa depan

Membicarakan masa depan yang terkait pernikahan dan anak di awal hubungan bisa membuat pria 'ketakutan'. Kecuali dia yang memulai. Sebaiknya jangan dulu dibicarakan. Nikmati saja dulu tahap penyesuaian di awal hubungan. Seiring mapannya hubungan, rencana masa depan akan datang dengan sendirinya.

5. Berteman dengan teman pasangan

Jangan langsung melakukan penilaian buruk pada teman-teman pasangan. Cobalah kenali dulu mereka. Sangat seru apabila Anda juga bisa akrab dengan teman-temannya.

6. Tetap tenang saat cemburu

Jangan mulai pertengkaran hanya karena ia melirik gadis lain yang berjalan sepintas. Demikian juga, ia tidak boleh marah ketika Anda melirik pria tampan yang sedang lewat. Ini hanya semacam lucu-lucuan yang justru bisa dijadikan permainan.

7. Jangan berasumsi

Jangan memaksanya untuk menebak keinginan Anda dan mengerti sendiri apa yang seharusnya dilakukan. Misalnya dengan mengatakan, "Tidak masalah jika kita tidak merayakan ulang tahunku." Akan lebih baik Anda terbuka mengungkapkan keinginan, apa yang disukai dan tidak disukai. Mintalah dia juga melakukan hal yang sama. Trik ini bisa meminimalisasi konflik. (pet)

Read More

© Semua Tentang Dunia , AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena